Jumat, Desember 13

Melirik Kopi Liberika Asal Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti

By ZAMAH_RANGSANG, Jumat, 13 Desember 2024


Pulau Rangsang, sebuah pulau kecil yang terletak di Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, terkenal sebagai salah satu penghasil kopi Liberika yang unik di Indonesia. Secara geografis, Pulau Rangsang berada di pesisir timur Sumatera dan dikelilingi oleh perairan Selat Malaka. Kopi Liberika yang dihasilkan di pulau ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari varietas kopi lainnya seperti Arabika dan Robusta. Biji kopi Liberika dari Pulau Rangsang dikenal lebih besar dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit, yang menjadikannya pilihan yang cocok untuk iklim tropis dan tanah gambut di daerah ini.

Keunikan kopi Liberika dari Pulau Rangsang terletak pada aroma dan rasanya yang khas. Aroma kopi ini sering digambarkan sebagai campuran antara buah-buahan tropis dengan sedikit sentuhan aroma cokelat dan kayu. Rasa yang dihasilkan pun cukup kompleks, memberikan sensasi yang kaya dan mendalam di lidah. Kondisi alam yang subur dengan tanah gambut yang kaya akan nutrisi turut mendukung pertumbuhan kopi Liberika di daerah ini, menjadikannya memiliki cita rasa yang tak tertandingi.

Sebagai salah satu komoditas unggulan dari Kepulauan Meranti, kopi Liberika dari Pulau Rangsang tidak hanya menarik perhatian pasar lokal tetapi juga internasional. Proses penanaman dan pengolahannya yang masih menggunakan metode tradisional menambah nilai eksklusif dari kopi ini. Dengan kualitas yang terjaga dan rasa yang unik, kopi Liberika dari Pulau Rangsang berhasil mendapatkan tempat khusus di hati para penikmat kopi di seluruh dunia.

Sentra penghasil kopi Liberika di Pulau Rangsang terletak di Desa Kedabu Rapat, yang berada di Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Desa Kedabu Rapat dikenal sebagai pusat produksi kopi Liberika di daerah ini, yang memiliki kondisi alam yang sangat mendukung untuk budidaya kopi. Lahan gambut yang luas dan subur menjadi habitat yang ideal untuk tanaman kopi Liberika, memberikan nutrisi yang kaya dan mempertahankan kelembaban yang stabil.

Di desa ini, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani kopi, dengan sebagian besar lahan mereka ditanami kopi Liberika. Metode penanaman yang digunakan masih tradisional, diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Para petani dengan cermat mengolah lahan gambut, mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman hingga proses panen, semuanya dilakukan dengan perhatian khusus untuk memastikan kualitas biji kopi yang tinggi.

Selain faktor alam, keberhasilan budidaya kopi Liberika di Desa Kedabu Rapat juga didukung oleh pengetahuan lokal yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Petani di desa ini memiliki pemahaman mendalam tentang cara terbaik untuk merawat tanaman kopi Liberika, mulai dari teknik pemangkasan, pemberian pupuk organik, hingga pengelolaan hama secara alami. Semua ini berkontribusi pada keunikan rasa dan aroma kopi yang dihasilkan.

Desa Kedabu Rapat tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga mulai mendapatkan perhatian di pasar internasional. Kopi Liberika dari desa ini telah diekspor ke berbagai negara, dan menjadi salah satu komoditas unggulan yang membantu meningkatkan perekonomian lokal. Dengan cita rasa yang khas, kopi Liberika dari Desa Kedabu Rapat mampu bersaing di pasar global dan mendapatkan pengakuan sebagai salah satu kopi terbaik dari Indonesia.

Pemerintah daerah juga memberikan dukungan penuh kepada petani kopi di Desa Kedabu Rapat, baik dalam bentuk pelatihan, bantuan alat, maupun akses pasar yang lebih luas. Melalui berbagai program pendampingan, para petani di desa ini dapat meningkatkan teknik budidaya dan manajemen usaha tani mereka, sehingga dapat menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi dan berdaya saing.

Dengan sinergi antara kondisi alam yang ideal, metode budidaya tradisional yang cermat, dan dukungan pemerintah, Desa Kedabu Rapat terus berkembang sebagai sentra penghasil kopi Liberika yang unggul. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi penduduk desa, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Kepulauan Meranti secara keseluruhan.


Daftar Pustaka:

1. "Menelusuri Perkebunan Kopi Liberika di Kepulauan Meranti," Pariwisata Riau, 30 Januari 2018.

2. "Liberika Rangsang Meranti Kopi Gambut Asli Riau - Kopi Bara," Kopi Bara, Tidak diketahui.

3. "GoRiau - Begini Keistimewaan Kopi Liberika Meranti Riau," GoRiau, 1 Oktober 2024.


***Penulis : Zamah Syahri, Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis

Sabtu, November 30

Produksi Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti Sampai Menembus Pasar Global

By. Zamah_Rangsang, Sabtu, 30 Nopember 2024, 12:21



Kabupaten Kepulauan Meranti, yang terletak di Provinsi Riau, telah lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia. Dengan luas lahan sagu yang mencapai puluhan ribu hektar, kabupaten ini telah berhasil memanfaatkan potensi alamnya untuk mengembangkan industri sagu yang berkelanjutan. Sagu tidak hanya menjadi bahan pangan pokok bagi masyarakat lokal, tetapi juga telah diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi yang dipasarkan di tingkat nasional dan internasional.

Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya pemerintah daerah yang terus mendorong peningkatan kualitas produksi sagu melalui berbagai program pelatihan dan bantuan teknis kepada petani. Selain itu, kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk swasta dan akademisi, telah membantu mengoptimalkan pengelolaan dan pengolahan sagu. Sebagai hasilnya, sagu telah menjadi salah satu komoditas unggulan yang tidak hanya mendukung perekonomian lokal tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Meranti.

Peningkatan produksi sagu yang berkelanjutan ini telah membuka peluang bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah tersebut, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, sagu dari Kabupaten Kepulauan Meranti diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global.


Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki luas lahan sagu yang sangat luas, yakni sekitar 123.585 hektar. Potensi pengembangan lahan sagu di daerah ini juga sangat besar, dengan luas mencapai 70.091 hektar. Luasnya lahan ini mencerminkan betapa pentingnya sagu sebagai komoditas utama di Kepulauan Meranti, yang menjadi tumpuan ekonomi bagi banyak warga setempat.

Produksi sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai angka yang sangat mengesankan, yaitu sekitar 216.997 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebagian besar, yaitu 204.997 ton per tahun, diproduksi oleh petani rakyat yang tersebar di berbagai desa di kepulauan ini. Para petani sagu ini memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan produksi sagu dan memastikan ketersediaan bahan baku untuk industri sagu di daerah ini.

Selain produksi oleh petani rakyat, ada juga kontribusi signifikan dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kepulauan Meranti. Perusahaan-perusahaan ini menyumbang sekitar 12.000 ton sagu per tahun, dengan teknologi dan manajemen modern yang mereka gunakan membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Kolaborasi antara petani rakyat dan perusahaan ini menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan industri sagu di Kepulauan Meranti, sehingga produk sagu dari daerah ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga menembus pasar nasional dan internasional.

Produksi sagu di Kepulauan Meranti tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan. Sagu dapat digunakan sebagai pengganti beras dan gula, serta menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat lokal. Selain itu, pengolahan sagu yang dilakukan oleh industri lokal juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan potensi yang melimpah dan strategi pengembangan yang baik, sagu dari Kepulauan Meranti telah berhasil menembus pasar global. Sagu dari daerah ini dikenal dengan kualitasnya yang tinggi dan telah menjadi pemasok terbesar di tanah air. Kemitraan dengan berbagai industri dan pemasaran yang agresif juga membantu sagu dari Kepulauan Meranti untuk bersaing di pasar internasional.

Perkembangan produksi sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti telah menunjukkan hasil yang sangat baik, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Dengan terus meningkatkan kualitas dan strategi pengembangan, sagu dari Kepulauan Meranti dapat terus berkembang dan memperluas pasarnya ke berbagai negara di dunia.


Daftar Pustaka

  1. Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti. (2020). Laporan Tahunan Produksi Sagu 2019. Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti.
  2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Meranti. (2020). Statistik Produksi Sagu Kabupaten Kepulauan Meranti 2019. BPS Kabupaten Kepulauan Meranti.
  3. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2019). Strategi Pengembangan Sagu di Indonesia. Kementerian Pertanian RI. Retrieved from pertanian.go.id
  4. Rahman, A., & Iskandar, D. (2018). Pengaruh Produksi Sagu Terhadap Perekonomian Lokal di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal Ekonomi Pertanian, 10(2), 75-89.
  5. Situmorang, M. (2020). Peningkatan Daya Saing Produk Sagu Indonesia di Pasar Global. Prosiding Seminar Nasional Pertanian, 5(1), 150-160.
  6. Media Indonesia. (2021). Sagu Meranti Menembus Pasar Dunia. Media Indonesia. Retrieved from mediaindonesia.com.

***Penulis : Zamah Syahri, Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis

Tugas 2 MK Kewirausahaan Syariah Oleh Zamah Syahri Nim. 202301062 Semester 3 Kls Eksklusif

By._Zamah_Rangsang_Sabtu_2_November_2024_11:13

PTT TUGAS NEGOSIASI DAN JARINGAN BISNIS KELOMPOK 7_"Kewirausahaan Syariah"

By._Zamah_dkk_Begkalis,_Sabtu_19_Oktober_2024_21:32

Tugas MK Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam a.n. ZAMAH SYAHRI NIM. 202301062


By._Zamah_Rangsang_Sabtu,_19_Oktober_2024

Rabu, November 27

Sejarah Singkat STIE Syariah Bengkalis

By. Zamah_rangsang, Rabu, 27 Nopember 2024, 00.30 


STIE Syariah Bengkalis (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Bengkalis) adalah institusi pendidikan tinggi swasta yang pertama kali didirikan di luar Pulau Jawa dengan fokus pada ekonomi syariah. Institusi ini secara resmi didirikan pada tanggal 14 Oktober 2003, menunjukkan komitmen kuat dalam menyediakan pendidikan berkualitas dalam bidang ekonomi Islam. Dengan adanya STIE Syariah Bengkalis, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi di wilayah Riau dan sekitarnya, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dan berakhlak mulia.

Pendiriannya tidak lepas dari peran penting beberapa tokoh daerah yang memiliki visi dan kepedulian terhadap pendidikan. Bapak DR. H. Syamsurizal, MM., yang saat itu menjabat sebagai Bupati Bengkalis, bersama Bapak DR. H. Sulaiman Zakaria, M.Si., Sekretaris Daerah, adalah dua sosok utama yang menginisiasi pendirian institusi ini. Mereka melihat potensi besar dan kebutuhan mendesak akan adanya lembaga pendidikan tinggi yang berbasis syariah di daerah tersebut. Mereka berdua memiliki visi yang jelas tentang pentingnya pendidikan syariah dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik.

Gagasan ini kemudian direalisasikan dengan dukungan dari Bapak DR. H. Kasmuri Selamat dan Bapak Drs. H. Isa Selamat, MA. Kedua tokoh ini bekerja keras untuk memastikan bahwa pendirian STIE Syariah Bengkalis bisa terlaksana dengan baik. Mereka terlibat aktif dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan, penyediaan fasilitas, hingga penyusunan kurikulum yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Upaya mereka akhirnya membuahkan hasil dengan berdirinya STIE Syariah Bengkalis yang terus berkembang hingga kini menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang disegani di wilayah Riau.

Pada awalnya, STIE Syariah Bengkalis menyelenggarakan dua program studi utama, yaitu Akuntansi Syariah dan Keuangan dan Perbankan Syariah. Program-program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang ekonomi syariah, yang semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan akan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan fokus pada pendidikan yang berkualitas dan penerapan prinsip-prinsip syariah, STIE Syariah Bengkalis berhasil menarik perhatian calon mahasiswa dari berbagai daerah di Riau dan sekitarnya.

Pada tahun 2024, STIE Syariah Bengkalis mengalami transformasi signifikan dengan perubahan status menjadi Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis (ISNJ Bengkalis). Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Islam di wilayah Riau, serta memperluas cakupan program studi yang ditawarkan. Dengan status baru sebagai institut negeri, ISNJ Bengkalis diharapkan dapat meningkatkan daya saing lulusan di tingkat nasional maupun internasional, serta berkontribusi lebih besar dalam mencetak generasi muda yang berkompeten dan berintegritas tinggi. Transformasi ini juga mencerminkan komitmen ISNJ Bengkalis untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman.

Sejak pendiriannya pada tanggal 14 Oktober 2003, STIE Syariah Bengkalis telah mengalami berbagai transformasi signifikan hingga menjadi Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis pada tahun 2024.Keberhasilan ini tidak lepas dari peran penting tokoh-tokoh visioner yang berani bermimpi dan berjuang untuk merealisasikan gagasan besar mereka. Berikut adalah para tokoh pendiri dan pimpinan yang memiliki kontribusi besar dalam perjalanan dan perkembangan STIE Syariah Bengkalis dari awal berdirinya hingga kini:

Bapak DR. H. Syamsurizal, MM. (Bupati Bengkalis saat didirikan) Sebagai Bupati Bengkalis pada waktu itu, Bapak DR. H. Syamsurizal, MM., memainkan peran penting dalam inisiasi dan pendirian STIE Syariah Bengkalis. Beliau memiliki visi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya dengan mendirikan institusi pendidikan yang berbasis syariah. Dukungan beliau sangat penting dalam memberikan legitimasi dan dorongan awal untuk proyek ini. Dengan posisinya sebagai Bupati, beliau mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan pendirian sekolah tinggi ini.

Bapak DR. H. Sulaiman Zakaria, M.Si.(Sekretaris Daerah saat didirikan) Bapak DR. H. Sulaiman Zakaria, M.Si., yang menjabat sebagai Sekretaris Daerah saat itu, juga memiliki peran krusial dalam pendirian STIE Syariah Bengkalis. Beliau bekerja sama dengan Bapak DR. H. Syamsurizal untuk memastikan bahwa semua aspek administratif dan legalitas pendirian institusi ini berjalan lancar. Dengan latar belakangnya yang kuat dalam administrasi pemerintahan, beliau berkontribusi dalam menyusun kerangka kerja institusional dan regulasi yang diperlukan untuk mendirikan STIE Syariah Bengkalis.

Bapak DR. H. Kasmuri Selamat, MA. (Pimpin pertama, 2003-2010) Sebagai pimpinan pertama STIE Syariah Bengkalis, Bapak DR. H. Kasmuri Selamat, MA., bertanggung jawab atas pengelolaan awal dan pengembangan institusi ini. Di bawah kepemimpinannya, STIE Syariah Bengkalis mulai beroperasi dan menarik minat mahasiswa dari berbagai daerah. Beliau memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan berstandar tinggi. Peran beliau sangat penting dalam membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan institusi ini.

Bapak Nurul Amin, SE., MM. (Pimpin, 2010-2015) Bapak Nurul Amin, SE., MM., melanjutkan kepemimpinan STIE Syariah Bengkalis dengan fokus pada peningkatan kualitas akademik dan perluasan jaringan kerjasama. Selama masa jabatannya, beliau berhasil memperkenalkan program-program baru dan memperkuat hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau juga berperan dalam modernisasi fasilitas kampus dan peningkatan sumber daya manusia.

Ibuk Khodijah Ishak, S.H.I., M.E.Sy.(Pimpin, 2016-2020) Ibuk Khodijah Ishak, S.H.I., M.E.Sy., membawa perubahan signifikan dalam kepemimpinan STIE Syariah Bengkalis dengan fokus pada inovasi dan adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran. Selama masa jabatannya, STIE Syariah Bengkalis mengalami banyak kemajuan dalam penerapan teknologi pendidikan dan pengembangan program-program berbasis riset. Beliau juga memperkuat komitmen institusi terhadap pendidikan berbasis syariah dan akhlak mulia.

STIE Syariah Bengkalis, yang kini dikenal sebagai Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis (ISNJ Bengkalis), telah menorehkan sejarah panjang dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Sejak berdirinya, institusi ini telah berkomitmen untuk menyediakan pendidikan berkualitas dalam bidang ekonomi syariah. Dengan kerja keras dan dedikasi para pendiri dan pimpinan, STIE Syariah Bengkalis berhasil tumbuh dan berkembang menjadi pusat pendidikan yang dihormati dan diakui.

Perubahan menjadi ISNJ Bengkalis pada tahun 2024 menandai babak baru dalam perjalanan institusi ini, yang diharapkan dapat lebih banyak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Transformasi ini mencerminkan upaya terus menerus untuk beradaptasi dengan kebutuhan zaman dan meningkatkan daya saing lulusan.

Perjuangan dan keberhasilan STIE Syariah Bengkalis adalah bukti nyata dari visi dan komitmen para tokoh pendirinya yang berkeinginan kuat untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dalam ilmu pengetahuan serta berakhlak mulia. Semoga ISNJ Bengkalis terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.


Daftar Pustaka

STIE Syariah Bengkalis. (n.d.). Sejarah. Retrieved from stiesyariahbengkalis.ac.id

STIE Syariah Bengkalis. (2024). Wisuda XVI STIE Syariah Bengkalis: Penutup Era Sebelum Transformasi ke Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis. Retrieved from stiesyariahbengkalis.ac.id


***Penulis : Zamah Syahri, Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis

Sabtu, November 9

JAWABAN_SOAL NO.1&2_UTS_III_SEDM__ZAMAH SYAHRI_NIM.202301062

JAWABAN_SOAL NO.3_UTS_III_ARTIKEL_SEDM__ZAMAH SYAHRI_NIM.202301062

Sejarah Jalur Rempah: Memuliakan Masa Lalu untuk Kesejahteraan Masa Kini

By Zamah S_Sabtu, 9 November 2024


Jalur Rempah atau sering dikenal sebagai Spice Route, telah memainkan peran penting dalam sejarah perdagangan dunia. Jalur ini tidak hanya membuka jalan bagi perdagangan antarbangsa tetapi juga memfasilitasi pertukaran budaya, pengetahuan, dan teknologi. Dengan memuliakan masa lalu Jalur Rempah, kita tidak hanya mengenang kejayaan sejarah tetapi juga memanfaatkan pelajaran berharga untuk kesejahteraan masa kini.

Jalur Rempah membentang dari Kepulauan Maluku di Indonesia hingga ke wilayah Timur Tengah dan Eropa. Pada abad ke-15 dan 16, rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, dan kayu manis menjadi komoditas yang sangat bernilai di pasar internasional. Rempah-rempah ini tidak hanya digunakan sebagai bahan masakan tetapi juga sebagai obat, bahan pengawet makanan, dan bahan baku parfum. Permintaan yang tinggi akan rempah-rempah mendorong para pedagang dari berbagai belahan dunia untuk mengarungi lautan demi mendapatkan komoditas berharga ini.

Perjalanan panjang dan berbahaya yang ditempuh para pedagang rempah telah membuka jalur perdagangan baru dan menghubungkan berbagai peradaban. Di sepanjang Jalur Rempah, berbagai kota pelabuhan seperti Malaka, Goa, dan Venesia berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai. Di sini, terjadi pertukaran tidak hanya barang dagangan, tetapi juga pengetahuan, teknologi, dan budaya antara berbagai bangsa.

Keberadaan Jalur Rempah turut memperkaya budaya dan kehidupan sosial masyarakat di sepanjang jalur ini. Di Indonesia, misalnya, pengaruh budaya India, Tiongkok, Arab, dan Eropa terlihat jelas dalam seni, arsitektur, bahasa, dan kuliner. Pada saat yang sama, kebudayaan lokal Indonesia juga menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui Jalur Rempah. Salah satu contoh konkret adalah pengaruh seni batik yang kini diakui dan dihargai di berbagai negara.

Selain itu, Jalur Rempah juga berperan penting dalam penyebaran agama. Islam, Hindu, Buddha, dan Kristen masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan ini. Interaksi antarbangsa di Jalur Rempah tidak hanya memperkaya kehidupan spiritual masyarakat tetapi juga mendorong terciptanya toleransi dan koeksistensi antarberbagai agama dan kepercayaan.

Mengangkat kembali sejarah Jalur Rempah bukan hanya soal menghargai masa lalu tetapi juga memanfaatkannya untuk menciptakan kesejahteraan masa kini. Pemanfaatan rempah-rempah dalam industri modern membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Rempah-rempah, seperti vanili, kayu manis, dan cengkeh, kini menjadi komoditas yang kembali diminati dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik.

Indonesia, sebagai salah satu penghasil rempah-rempah terbesar di dunia, dapat memanfaatkan warisan Jalur Rempah untuk mengembangkan sektor agrikultur yang berkelanjutan. Program pemberdayaan petani rempah melalui teknologi pertanian modern dan akses ke pasar global dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan. Selain itu, sektor pariwisata berbasis sejarah dan budaya Jalur Rempah juga dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan lokal dan internasional.

Pentingnya Jalur Rempah dalam sejarah dunia harus terus dipelajari dan diteliti. Institusi pendidikan dan penelitian memiliki peran krusial dalam menggali dan menyebarluaskan pengetahuan tentang Jalur Rempah. Kurikulum pendidikan yang memasukkan sejarah Jalur Rempah dapat meningkatkan kesadaran generasi muda akan kekayaan sejarah dan budaya bangsa mereka.

Penelitian mengenai budidaya rempah-rempah dan teknologi pengolahannya juga harus didorong. Dengan penelitian yang inovatif, kita dapat menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas rempah-rempah yang dihasilkan. Selain itu, penelitian mengenai manfaat kesehatan rempah-rempah dapat membuka peluang baru dalam industri farmasi dan kesehatan.

Sejarah Jalur Rempah adalah bukti nyata bagaimana perdagangan dan pertukaran budaya dapat membentuk peradaban manusia. Dengan memuliakan masa lalu Jalur Rempah, kita tidak hanya menghargai warisan nenek moyang kita tetapi juga mengambil pelajaran berharga untuk menciptakan kesejahteraan masa kini. Melalui pengembangan sektor agrikultur, pariwisata, pendidikan, dan penelitian berbasis sejarah Jalur Rempah, kita dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan demikian, warisan Jalur Rempah tetap hidup dan relevan dalam kehidupan kita sehari-hari.


Daftar Pustaka

Beaujard, P. (2005). The Indian Ocean in Eurasian and African World-Systems Before the Sixteenth Century. Journal of World History, 16(4), 411-465.

Bentley, J. H. (1993). Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times. Oxford University Press.

Reid, A. (1993). Southeast Asia in the Age of Commerce, 1450-1680, Volume Two: Expansion and Crisis. Yale University Press.

Tseng, W. S. & Wu, D. Y. H. (1985). Chinese Culture and Mental Health. Academic Press.


***Penulis : Zamah Syahri, Mahasiswa Institut Syariah Negeri Junjungan Bengkalis


Melirik Kopi Liberika Asal Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti

By ZAMAH_RANGSANG,  Jumat, 13 Desember 2024 Pulau Rangsang, sebuah pulau kecil yang terletak di Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Mera...